9. Bona ni adat na pa siahon ima: Tungkap-tungkap tu jolo, torjak-torjak tu pudi, jul-jul tu ginjang. Gonan gasa pado maripuk.
Ajaran dan anjuran agar tetap menegakkan adat yang telah diwariskan turun temurun (tigor do uhum i, basa do adat i), sehingga diharapkan memperoleh berkat, sejahtera dan berkemakmuran dari generasi ke generasi berikutnya.
10. Asa bona ni adat na pa sappuluhon ima: Tola do marbada tai ulang diboan margotos. Asa sagodang-godang ni parbadaan ulang magotap panggantung parapian.
Selisih paham dan beda pendapat boleh-boleh saja, namun tidak boleh mendendam (margotos). Bagaimanapun hebatnya perselisihan jangan sampai putus panggantung parapian (jangan sampai ada yang kehilangan nyawa atau meninggalkan cacat tubuh).
11. Asa bona ni adat na pa sappulu sadahon ima: Rukrek parau manjalak tu rapotna, dibaen pe martakkangi manjalahi hasintongan na dibagasan hapattunon.
Mengingatkan seseorang jikapun terjadi perselisihan dan beda pendapat, tujuannya ialah untuk mendapatkan kebenaran, dan perselisihan serta beda pendapat jangan sampai merusak sendi-sendi persaudaraan, tapi mestinya membawa tegaknya kebenaran untuk kebaikan.
12. Bona ni adat na pa sappulu duahon ima: Pahulu simanggurak pahae sitippulon, muda sala dipandasoran sala ma dipambibiran.
Mengajarkan kepada semua orang untuk saling menghargai. Jika ingin menerima sesuatu, semestinya lebih dahulu memberikan sesuatu kepada orang, jika ingin diperlakukan baik oleh orang tentunya harus lebih dahulu menanamkan kebaikan kepada sesa¬ma. Setiap pekerjaan atau tindakan, mestinya dipikirkan baik-baik, karena jika pada awalnya salah, pasti hasil akhir akan mengecewakan.
Wednesday, July 30, 2008
Sunday, July 27, 2008
Bona Ni Adat-adat Sianjur - Edisi Indonesia (2)
5. Asa bona ni adat na palimahon ima: Marruhut pangkuling, marpopat panalaho, todas parjuguk, ulang jomak-jomak so marburi.
Jika bertutur supaya memakai bahasa yang baik dan sopan (lambok marlidung), jangan sekali-kali memakai bahasa Jampolak (bahasa kasar).
Berperilaku sesuai aturan dan tata krama, sopan dan santun. Harus mengetahui apa yang disebut talaga dan juluan, sementara jika status boru supaya duduk di talaga jika ada acara sidang adat. Sebelum makan tangan dicuci, mengajarkan betapa pentingnya kebersihan
6. Asa bona ni adat na pa onomhon ima: Tappakna do rantosna, rim ni tahi do ogona. Gulang-ulang siala sappagul, rap tu ginjang rap tu toru.
Bersatu teguh, bercerai runtuh. Dengan bersatu tentu kesusahan akan dapat diatasi secara bersama-sama. Tolong menolong dalam suka dan duka, bergotong royong mewarnai terwujudnya kepentingan bersama.
7. On ma bona ni adat na pa pituhon ima: Satuptup satahi saluppat saindege, sapangambe sapanaili, sabile samalu.
Pernyataan betapa pentingnya kesatuan dan persatuan. Dalam kelompok hendaknya sehati, sepikir jujur terhadap sesama, menyatu dalam suka dan duka, jika terjadi kemalangan terhadap seseorang ditanggung bersama, hidup rukun sesama anggota kelompok.
8. On ma bona ni adat na pawaluhon ima: Takki do walang, si partahi na ulubalang, monang mangalo musu, talu mangalo dongan.
Takki serupa dengan walang (sejenis pohon). Mendahulukan musyawarah, menegakkan hukum dan adat yang berlaku secara benar. Mengalah terhadap sesama jika ada masalah, sehingga kesatuan tetap terpelihara, dan tidak ada yang memisahkan diri, ataupun diasingkan dari kelompoknya (sipamedu), namun harus memenangkan perkara menghadapi orang luar di dalam menegakkan yang benar.
Jika bertutur supaya memakai bahasa yang baik dan sopan (lambok marlidung), jangan sekali-kali memakai bahasa Jampolak (bahasa kasar).
Berperilaku sesuai aturan dan tata krama, sopan dan santun. Harus mengetahui apa yang disebut talaga dan juluan, sementara jika status boru supaya duduk di talaga jika ada acara sidang adat. Sebelum makan tangan dicuci, mengajarkan betapa pentingnya kebersihan
6. Asa bona ni adat na pa onomhon ima: Tappakna do rantosna, rim ni tahi do ogona. Gulang-ulang siala sappagul, rap tu ginjang rap tu toru.
Bersatu teguh, bercerai runtuh. Dengan bersatu tentu kesusahan akan dapat diatasi secara bersama-sama. Tolong menolong dalam suka dan duka, bergotong royong mewarnai terwujudnya kepentingan bersama.
7. On ma bona ni adat na pa pituhon ima: Satuptup satahi saluppat saindege, sapangambe sapanaili, sabile samalu.
Pernyataan betapa pentingnya kesatuan dan persatuan. Dalam kelompok hendaknya sehati, sepikir jujur terhadap sesama, menyatu dalam suka dan duka, jika terjadi kemalangan terhadap seseorang ditanggung bersama, hidup rukun sesama anggota kelompok.
8. On ma bona ni adat na pawaluhon ima: Takki do walang, si partahi na ulubalang, monang mangalo musu, talu mangalo dongan.
Takki serupa dengan walang (sejenis pohon). Mendahulukan musyawarah, menegakkan hukum dan adat yang berlaku secara benar. Mengalah terhadap sesama jika ada masalah, sehingga kesatuan tetap terpelihara, dan tidak ada yang memisahkan diri, ataupun diasingkan dari kelompoknya (sipamedu), namun harus memenangkan perkara menghadapi orang luar di dalam menegakkan yang benar.
Friday, July 25, 2008
Bona Ni Adat-adat Sianjur - Edisi Indonesia (1)
Postingan ini dan beberapa postingan selanjutnya adalah edisi Bahasa Indonesia dari Bona Ni Adat-Adat Sianjur yang telah dipublikasi di blog ini dalam 8 tahapan. Dengan harapan, agar para orang muda Batak yang berada di perantauan, yang tidak familiar dengan bahasa ibu-nya, juga dapat memahami warisan leluhur yang begitu berharga. Selain itu juga untuk mensosialisasikan pada "dunia" bahwa orang Batak itu juga punya etika yang tinggi, tidak seperti tuduhan banyak orang selama ini, bahwa orang Batak itu kasar dan barbar.
Terjemahan ini bisa jadi tidak pas betul makna kata per katanya dengan yang dimaksud dalam Bahasa Batak, karena adanya kesenjangan kosa kata antara dua bahasa. Tapi mudah-mudahan teman-teman bisa menagkap maknanya.
1. Bona ni adat na parjolo: Nada ajaran utte marduri, tubu utte tubu do duri na.
Jangan ajari jeruk berduri, tumbuh jeruk tumbuhlah durinya.
Ungkapan ini selalu diucapkan seseorang apabila ia mengusulkan sesuatu kepada Raja, yang berarti Rajalah yang lebih mengetahui, dan menguasai aturan-aturan yang berlaku. Namun ungkapan ini mempunyai nilai universal juga yaitu: janganlah menggurui orang didalam bidangnya, Sering juga kejadian seorang yang biasa hidup di kota, pergi ke desa, dan menggurui petani bercocok tanam dan biasanya mereka disambut dengan sinis.
2. Asa bona ni adat na paduahon ima: Mata guru roha sisean.
Mata dijadikan guru, dan suara hati nurani menjadi ikutan.
Orang berpikir dan bersikap berdasarkan apa yang dilihat atau dialaminya. Dan sebelum mengambil keputusan tentunya akan mendengarkan suara hatinya. Memanfaatkan pengalaman dan suara hati adalah guru yang terbaik.
3. Asa bona ni adat na patoluhon ima: Muda sikkam tukkona, laing sikkam do tunasna.
Kalau singkam (nama sejenis pohon) tunggulnya, maka singkam pulalah tunasnya. Maksudnya sifat-sifat orangtua akan turun kepada anak-anaknya (genetik).
4. Asa bona ni adat na pa opatna ima: Pattun hangoluan teas hamatean, tappal marsipagodangan, ulang sayat marsipaenehan.
Norma yang harus diteladani jika seseorang mendambakan hidup rukun, damai dengan sesama dilingkungannya. Santun membawa berkat, dan sombong akan membawa malapetaka. Usahakan selalu berbuat baik, dan menyenangkan hati orang lain, dan jangan sekali -kali membuat sakit hati orang lain. Ajaran ini lebih maju dari ungkapan yang mengatakan: berbuat baik pada-padai, berbuat jahat jangan sekali. Bertingkah laku sopan, penyabar dan suka menolong sesama akan membawa ketentraman hidup, sementara jika berperilaku sombong, angkuh dan congkak akan mengundang anti-pati dan permusuhan yang pada akhirnya merugikan diri sendiri.
Terjemahan ini bisa jadi tidak pas betul makna kata per katanya dengan yang dimaksud dalam Bahasa Batak, karena adanya kesenjangan kosa kata antara dua bahasa. Tapi mudah-mudahan teman-teman bisa menagkap maknanya.
1. Bona ni adat na parjolo: Nada ajaran utte marduri, tubu utte tubu do duri na.
Jangan ajari jeruk berduri, tumbuh jeruk tumbuhlah durinya.
Ungkapan ini selalu diucapkan seseorang apabila ia mengusulkan sesuatu kepada Raja, yang berarti Rajalah yang lebih mengetahui, dan menguasai aturan-aturan yang berlaku. Namun ungkapan ini mempunyai nilai universal juga yaitu: janganlah menggurui orang didalam bidangnya, Sering juga kejadian seorang yang biasa hidup di kota, pergi ke desa, dan menggurui petani bercocok tanam dan biasanya mereka disambut dengan sinis.
2. Asa bona ni adat na paduahon ima: Mata guru roha sisean.
Mata dijadikan guru, dan suara hati nurani menjadi ikutan.
Orang berpikir dan bersikap berdasarkan apa yang dilihat atau dialaminya. Dan sebelum mengambil keputusan tentunya akan mendengarkan suara hatinya. Memanfaatkan pengalaman dan suara hati adalah guru yang terbaik.
3. Asa bona ni adat na patoluhon ima: Muda sikkam tukkona, laing sikkam do tunasna.
Kalau singkam (nama sejenis pohon) tunggulnya, maka singkam pulalah tunasnya. Maksudnya sifat-sifat orangtua akan turun kepada anak-anaknya (genetik).
4. Asa bona ni adat na pa opatna ima: Pattun hangoluan teas hamatean, tappal marsipagodangan, ulang sayat marsipaenehan.
Norma yang harus diteladani jika seseorang mendambakan hidup rukun, damai dengan sesama dilingkungannya. Santun membawa berkat, dan sombong akan membawa malapetaka. Usahakan selalu berbuat baik, dan menyenangkan hati orang lain, dan jangan sekali -kali membuat sakit hati orang lain. Ajaran ini lebih maju dari ungkapan yang mengatakan: berbuat baik pada-padai, berbuat jahat jangan sekali. Bertingkah laku sopan, penyabar dan suka menolong sesama akan membawa ketentraman hidup, sementara jika berperilaku sombong, angkuh dan congkak akan mengundang anti-pati dan permusuhan yang pada akhirnya merugikan diri sendiri.
Subscribe to:
Posts (Atom)